Ganti background foto :
1. Ambil foto
2. Lalu seleksi magic wall
3. Lalu klik kanan di foto, pilih feather isi angka 2
4. Pilih warna di tombol background lalu dell
5. Lalu jadi
Menghilangkan Dosa Dengan Tobat Dan Istighfar
Apakah Dosa itu dan bagaimana caramenghilangkannya. Umat Kristen dengan doktrin penebusan dosanya meyakini bahwa dosa manusia sudah ditebus oleh darah Yesus di tiang salib. Manusia terlalu kotor dan tidak mampu me
Sebagai seorang mukmin mestilah kita memperbanyak istighfar dan tobat kepada Allah. Jika satu sayap sudah mengepak, artinya kita telah diperingatkan untuk kembali kepada Allah meminta ampun, dan selanjutnya memperbaiki kesalahan dengan tidak mengulanginya dan menggantinya dengan kebaikan-kebaikan yang baru. Jinghilangkannya dengan kekuatan sendiri, hanya Yesuslah yang bisa menebus segala kesalahan. Tetapi Islam tidak mengajarkan konsep penebusan dosa tersebut tetapi Islam mengajarkan dosa bisa dihilangkan dengan tobat. Allah menciptakan manusia tidak hanya diberikan segala kemampuan jasmaniah melainkan telah dilengkapi juga kekuatan rohaniah, termasuk ketika dia berdosa manusia sebenarnya telah diberi kemampuan untuk bangkit, dengan bertobat dan menebusnya dengan kebaikan yang lebih banyak.
ka junjungan kita yang Mulia Nabi Muhammad saw saja masih beristighfar setidaknya 70 kali sehari, maka apalagi kita yang seharusnya melakukan lebih banyak lagi. Tobat itu tidak berarti hanya berlaku kepada orang yang pada saat itu melakukan dosa, tetapi tobat juga belaku untuk setiap kondisi sebagai penghadang dari potensi dosa yang bisa saja terjadi kemudian hari. Ia akan menjadi pelindung, yaitu kita yang mengenali dosa itu sebagai dosa maka ia akan lebih berhati-hati untuk menjauhi dosa tersebut.
Hakikat dosa bukanlah bahwa Allah menciptakan dosa lalu kemudian sesudah ribuan tahun baru terpikir oleh-Nya untuk pengampunan dosa, tidak; tetapi sebagaimana lalat memiliki dua sayap, di satu sayapnya terdapat penawar dan di sebelahnya terdapat racun, demikian pula pada manusia ada dua 'sayap' satu sayap maksiat dan yang satu lagi sayap penyesalan.
Tobat merupakan bukti perasaan menyesal. Ini sudah merupakan kaidah umum bahwa jika seseorang memukul orang lain maka sesudahnya ia akan menyesal dan merasa bersalah, seolah-olah kedua sayapnya mengepak secara bersamaan, yaitu ketika racun beraksi terdapat pula antidotnya. Kini pertanyaannya adalah mengapa dosa itu dibuat, mengapa manusia tidak diciptakan saja menjadi suci semua tanpa cela sebagaimana pikiran orang-orang Kristen. Jawabannya adalah kendatipun ia racun namun karena terdapat sifat mematahkan di dalamnya, maka ia memiliki fungsi sebagai penawar. Racun juga apabila sudah melalui sebuah proses maka itu akan berfungsi sebagai obat. Dari racun-racun seperti itu banyak sekali diramu menjadi obat-obatan. Dari suatu kesalahan seorang dapat belajar sehingga menjadi insan yang lebih kuat, yang lebih awas.
Jika tidak ada dosa maka akan muncul racun yang lain, yaitu racun keangkuhan yang dengan itu akan menghancurkan manusia. Jadi tobat akan berfungsi menghilangkannya. Tobat akan menghindarkan manusia dari bahaya takabur dan ujub.
Bertobat Dengan Memperbanyak Istighfar
Jika kita dengan kesungguhan hati menangis memohon ampunan kepada Allah, maka Allah dengan sifat Ghofurnya akan memaafkan kita. Seseorang yang terus beristighfar maka hatinya akan melihat dosa itu sebagai suatu hal yang jijik dan ia tidak ingin mendekatinya.
Secara alami umat Islam telah tertanam rasa jijik akan daging babi, padahal ribuan perbuatan lainnya yang kotor tetap saja dilakukan. Jadi hikmahnya adalah Allah telah meletakkan contoh rasa jijik dan rasa tidak suka kepada daging babi, maka rasa itu jugalah yang harus ditumbuhkan kepada setiap perbuatan dosa. Dan hal itu bisa dilakukan dengan tobat dan memperbanyak istighfar.
Jika dalam diri manusia telah tertanam rasa benci pada dosa dan kemudia mengayunkan langkahnya kepada perbaikan diri, maka lama kelamaan segenap keburukannya akan menjauh.
Yakinlah bahwa di dalam tobat terdapat buah-buah yang berlimpah. Ini merupakan sumber mata air keberkatan. Pada hakikatnya para wali dan orang-orang saleh adalah mereka yang bertobat dan kemudian mereka terus istiqomah dalam tobatnya.
Oleh karena itu kita harus tingkatkan tobat kita kita jadikanlah amal kita mendatangkan ridho sang Pemilik kita. Ingatlah bahwa hukuman dari kekeliruan akidah kita akan diputuskan di akhirat nanti, keputusan menjadi orang Hindu atau Kristen atau menjadi orang Islam. Tetapi orang yang aniaya yang bergelimang dosa dan pelanggaran, di dunia ini juga ia akan mendapatkan hukuman.
Sabda Nabi saw berikut kiranya dapat menjadikan kita hamba-hamba yang bertobat dan memperbaiki diri.
"Allah lebih senang kepada orang yang bertobat daripada orang yang haus menemukan air, orang yang mandul lalu punya anak, dan orang yang tersesat lalu menemukan jalan. Dan barangsiapa bertobat kepada Allah dengan tobat yang baik, maka Allah membuat lupa dua malaikat yang mengawasi amal tersebut (Rakid dan Atid), seluruh anggota badannya, dan tempat dalam tanah (kubur) terhadap kesalahan-kesalahan orang yang tobat dan dosa-dosanya." (HR Ibnu Abbas)
Semoga Allah menerima tobat kita.
TARI BEDHAYA KETAWANG TARIAN TRADISIONAL DARI SURAKARTA, JAWA TENGAH
Tarian ini merupakan tarian salah satu tarian kebesaran saat penobatan dan peringatan kenaikan tahta raja di Kasunanan Surakarta, jawa tengah. Namanya adalah Tari Bedhaya Ketawang.
Apakah Tari Bedhaya Ketawang itu?
Tari Bedhaya Ketawang adalah tarian kebesaran yang hanya di pertunjukan ketika penobatan serta peringatan kenaikan tahta raja di Kasunanan Surakarta. Tarian ini merupakan tarian sakral yang suci bagi masyarakat dan Kasunanan Surakarta. Nama Tari Bedhaya Ketawang diambil dari kata bedhaya yang berarti penari wanita di istana, danketawang yang berarti langit, yang identik sesuatu yang tinggi, kemuliaan dan keluhuran.
Menurut sejarahnya, tarian ini berawal ketika Sultan Agung memerintah kesultanan Mataram tahun 1613 – 1645. Pada suatu saat Sultan Agung melakukan ritual semedi lalu beliau mendengar suara senandung dari arah langit, Sultan agung pun terkesima dengan senandung tersebut. Lalu beliau memanggil para pengawalnya dan mengutarakan apa yang terjadi. Dari kejadian itulah Sultan Agung menciptakan tarian yang diberi nama bedhaya ketawang. Ada pula versi lain yang mengatakan bahwa dalam pertapaannya Panembahan Senapati bertemu dan memadu kasih dengan Ratu Kencanasari atau Kangjeng Ratu Kidul yang kemudian menjadi cikal bakal tarian ini.
Namun setelah perjanjian Giyanti pada tahun 1755, dilakukan pembagian harta warisan kesultanan mataram kepada Pakubuwana III dan Hamengkubuwana I. Selain pembagian wilayah, dalam perjanjian tersebut juga ada pembagian warisan budaya. Tari Bedhaya Ketawang akhirnya di berikan kepada kasunanan Surakarta dan dalam perkembangannya tarian ini tetap dipertunjukan pada saat penobatan dan upacara peringatan kenaikan tahta sunan Surakarta.
Tari Bedhaya Ketawang ini menggambarkan hubungan asmara Kangjeng Ratu Kidul dengan raja mataram. Semua itu diwujudkan dalam gerak tarinya. Kata – kata yang terkandung dalam tembang pengiring tarian ini menggambarkan curahan hati Kangjeng Ratu Kidul kepada sang raja. Tarian ini biasanya di mainkan oleh sembilan penari wanita. Menurut kepercayaan masyarakat, setiap pertunjukan Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya akan kehadiran kangjeng ratu kidul hadir dan ikut menari sebagai penari kesepuluh.
Sebagai tarian sakral, ada beberapa syarat yang harus di miliki setiap penarinya. Syarat yang paling utama yaitu para penari harus seorang gadis suci dan tidak sedang haid. Jika sedang haid maka penari harus meminta ijin kepada Kangjeng Ratu Kidul lebih dahulu dengan melakukan caos dhahar di panggung sanga buwana, keraton Surakarta. Hal ini di lakukan dengan berpuasa selama beberapa hari menjelang pertunjukan. Kesucian para penari sangat penting, karena konon katanya, saat latihan berlangsung, Kangjeng Ratu Kidul akan datang menghampiri para penari jika gerakannya masih salah.
Pada pertunjukannya, Tari Bedhaya Ketawang di iringi oleh iringan musik gending ketawang gedhe dengan nada pelog. Instrumen yang di gunakan diantaranya adalah kethuk, kenong, gong, kendhang dan kemanak. Dalam Tari Bedhaya Ketawang ini di bagi menjadi tiga babak (adegan). Di tengah tarian nada gendhing berganti menjadi slendro selama 2x. Setelah itu nada gending kembali lagi ke nada pelog hingga tarian berakhir.
Selain di iringi oleh musik gending, Tari Bedhaya Ketawang di iringi oleh tembang (lagu) yang menggambarkan curahan hati kangjeng ratu kidul kepada sang raja. Pada bagian pertama tarian diiringi dengan tembang Durma, kemudian di lanjutkan dengan Ratnamulya. Pada saat penari masuk kembali ke dalem ageng prabasuyasa, instrument musik di tambahkan dengangambang, rebab, gender dan suling untuk menambah keselarasan suasana.
Dalam pertunjukannya, busana yang di gunakan penari dalam Tari Bedhaya Ketawang adalah busana yang di gunakan oleh para pengantin perempuan jawa, yaitu Dodot Ageng atau biasa di sebut Basahan. Pada bagian rambut menggunakan Gelung Bokor Mengkurep, yaitu gelungan yang ukurannya lebih besar dari gelungan gaya Yogyakarta. Untuk aksesoris perhiasan yang di gunakan diantranya adalah centhung, garudha mungkur, sisir jeram saajar, cundhuk mentul, dan tiba dhadha (rangkaian bunga yang di kenakan pada gelungan, yang memanjang hingga dada bagian kanan).
Pada awalnya Tari Bedhaya Ketawang dipertunjukkan selama dua setengah jam. Tetapi sejak zaman Pakubuwana X diadakan pengurangan, hingga akhirnya menjadi berdurasi satu setengah jam. Tari Bedhaya Ketawang ini tidak di tampilkan setiap saat, karena sebagai salah satu prosesi upacara keraton. Tarian hanya di tampilkan pada saat penobatan dan peringatan kenaikan tahta raja di Kasunanan Surakarta. Karena sifatnya yang sakral, untuk menyaksikan tarian ini tentunya ada beberapa syarat yang harus di penuhi.
Nah cukup sekian pengenalan tentang “Tari Bedhaya Ketawang Tarian Tradisional dari Surakarta, Jawa tengah”. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan anda tentangkesenian tradisional di Indonesia.
CINTAI DAN LESTARIKAN KESENIAN TRADISIONAL DI INDONESIA!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar